Rabu, 06 Juni 2012

Wabah ‘AIDS Jenis Baru’ yang Membuat Jantung Korban Meledak Menyerang Amerika



Chagas, penyakit yang disebabkan parasit, menular dari gigitan spesies serangga penghisap darah yaitu Triatome, dan salah satunya adalah serangga 'Kissing Bug' ini

Sebuah penyakit berbahaya dan masih belum banyak diketahui, yang disebabkan oleh serangga pengisap darah, telah diberi label “AIDS Baru” di benua Amerika oleh para ahli.

Penyakit yang disebabkan parasit yang disebut Penyakit Chagas, memiliki kesamaan dengan penyebaran awal HIV, menurut sebuah studi baru.

Mirip dengan AIDS, Chagas sulit untuk dideteksi dan dapat memakan waktu bertahun-tahun bagi gejalanya untuk muncul, menurut para ahli yang menulis dalam jurnal PLOS Neglected Tropical Diseases.

Sekitar 10 juta orang di seluruh dunia terinfeksi dengan penyakit ini, dan penderita paling banyak terdapat di Bolivia, Meksiko, Kolombia dan Amerika Tengah, serta sekitar 30.000 orang di AS, menurut laporan New York Times.

Penyakit yang pada awalnya banyak diidap warga Amerika Latin, telah menyebar ke AS karena peningkatan perjalanan serta migrasi.

Chagas umumnya menjangkiti orang di daerah miskin dan kasus di AS paling banyak ditemukan pada imigran.

Jika berhasil terdeteksi cukup dini, penyakit ini dapat dicegah dengan pengobatan intens selama 3 bulan.

Namun, karena masa inkubasinya yang panjang serta mahalnya biaya pengobatan, Chagas sering kali berakhir tidak diobati.

Penyakit yang juga dikenal sebagai American trypanosomiasis ini menyebar dengan mudah, baik melalui transfusi darah atau dari ibu ke anak.

Semua bank darah di AS dan Amerika Latin melakukan pemeriksaan jejak penyakit itu. Sebagian besar bank darah di AS memulai skrining untuk penyakit itu pada tahun 2007.

Chagas biasanya ditularkan dari gigitan spesies serangga penghisap darah bernama Triatome, yang melepaskan parasit yang disebut Trypanosoma cruzi kedalam aliran darah korban.

Spesies ini termasuk Triatomids, kumbang bersayap hitam dengan panjang sekitar 20mm. Relatif terdekat mereka adalah lalat tsetse di Afrika, yang menjadi peyebar penyakit tidur (penyakit yang membuat otak korban membengkak).

Penyakit Chagas datang dalam dua fase, yaitu fase akut dan parah.

Fase akut bisa terjadi tanpa menunjukkan gejala, tetapi dapat menyebabkan demam, perasaan tidak enak dan pembengkakan pada salah satu mata.

Setelah fase akut, penyakit ini dapat memerlukan waktu bertahun-tahun sebelum gejala, seperti sembelit, sakit perut dan masalah pencernaan, muncul lagi dalam tahap parah.

Parasit ini akhirnya dapat membuat jalan ke jantung, di mana ia dapat hidup dan berkembang biak.

Sekitar seperempat dari orang-orang yang terkena Chagas, jantungnya membesar yang dapat meledak sehingga menyebabkan kematian mendadak.

Walaupun obat yang tersedia untuk penyakit ini tidak semahal obat untuk AIDS, ada kekurangan obat di negara-negara miskin dan sedikit uang yang dibelanjakan untuk menemukan pengobatan baru atas penyakit ini.

Penyakit Chagas ini dinamai setelah Carlos Ribeiro Justiniano Chagas, seorang dokter Brasil yang pertama kali menemukan penyakit ini pada tahun 1909.

Peneliti dari University of Maryland School of Medicine mengatakan tahun lalu bahwa mereka percaya Charles Darwin menderita tiga penyakit yang berbeda, dan Chagas merupakkan salah satunya.

Para ahli percaya bahwa ia tertular penyakit itu selama perjalanan lima tahun mengelilingi dunia pada HMS Beagle saat ia berumur 20-an, dan menghubungkannya dengan kematiannya akibat gagal jantung 47 tahun kemudian.

Darwin menulis dalam jurnalnya bahwa dia telah digigit oleh ‘serangga hitam bersayap’ selama ekspedisi dimana ia mengunjungi Amerika Selatan.(sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar