Fotografer Takaki Watanabe menangkap serangkaian gambar dari wisatawan yang terpesona. Salar de Uyuni di Bolivia yang dijuluki 'surga dunia' berada di dekat puncak Andes pada ketinggian 11.995 kaki di atas permukaan laut.
Fenomena alam cermin yang menakjubkan ini terbentuk saat banjir kecil membuat orang tampak berjalan di atas langit. Hamparan garam datar seluas 6.500 mil menjadi yang terbesar di dunia, bahkan lebih besar dari Danau Titicaca.
Keajaiban geologi yang sangat datar di Amerika Selatan membuat NASA menggunakan permukaannya untuk menyesuaikan orbit satelit. Hamparan garam terjadi di daerah yang berbeda seperti danau atau kolam dimana iklim tidak menguapkan air lebih cepat daripada tingkat curah hujan, hasilnya jika air tidak dapat mengalir akan mengumpulkan air dalam jumlah besar.
Meskipun sifatnya kering, Salar de Uyuni menciptakan fenomena langka berupa keajaiban alam yang menjadikannya sebagai padang gurun hidup di pegunungan dengan suhu rata-rata stabil sekitar 21C di musim panas.
Wisatawan yang datang ke daerah tersebut dapat menikmati bentangan putih garam dan pemandangan sekitarnya yang menakjubkan, selama tinggal dengan penduduk setempat, wisatawan dapat merasa seperti terputus dari dunia modern. Dengan hanya sekitar Rp 150.000,-/hari, wisatawan dapat menginap bersama keluarga petani di rumah-rumah tanpa air atau listrik, bahkan kamar mandi berada di luar rumah.
Meskipun wisatawan telah lama mengunjungi daerah tersebut, baru sekitar lima tahun yang lalu lithium ditemukan tepat di bawah permukaan garam.
Salar de Uyuni selain menakjubkan juga mengandung konsentrasi tertinggi lithium yang penting untuk baterai komputer dan telepon di dunia. Antara 50 hingga 70 persen pasokan logam mulia di dunia terkandung di daerah tersebut. Selain kekayaan mineral, Salar de Uyuni juga menjadi rumah bagi satwa liar flamingo pink yang menakjubkan.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar