Impotensi atau lemah syahwat alias kemaluannya tidak bisa menegang, adalah mimpi buruk bagi semua cowok di dunia yang masih masuk usia subur. Impotensi termasuk satu dari sekian jenis gangguan seksual. Nah, agar terhindar dari impotensi, setiap cowok harus rajin memeriksa "senjatanya" secara rutin. Pemeriksaan apa saja yang perlu dilakukan secara rutin itu? Berikut penjelasannya seperti dikutip Health24. |
1. Kadar testosteron Seperti halnya menopause pada perempuan di usia lanjut, kekurangan hormon seks pada laki-laki juga memicu penurunan fungsi seksual. Kondisi ini sering disebut Testosterone Deficiency Syndrome. Hal ini bisa memicu impotensi. 2. Lingkar pinggang Ukuran lingkar pinggang tidak cuma berhubungan dengan penampilan, tetapi juga menentukan kesehatan organ-organ penting seperti hati dan jantung. Tidak terkecuali organ reproduksi, makin besar lingkar pinggangnya makin besar pula risiko impotensi. Dengan kata lain, hal inilah yang membuat banyak orang bilang semakin gendut seseorang maka dia berisiko impoten. | 3. Pemeriksaan anus digital Teknologi ini membantu laki-laki melakukan deteksi dini adanya kelainan di prostat. Kebanyakan kaum Adam malas melakukannya, atau takut karena kalau ada apa-apa nanti malah kepikiran dan justru sakit betulan karena stres duluan. 4. Kolesterol Kelebihan kolesterol atau hiperkolesterolemia merupakan faktor risiko gangguan jantung. Semua hal yang mengganggu sistem peredaran darah umumnya berisiko memunculkan gangguan seksual baik pada laki-laki maupun perempuan. | |
5. Tekanan darah Seperti halnya kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi juga mempengaruhi kerja jantung dan pembuluh darah. Tidak cuma berisiko memicu impotensi, darah tinggi juga sangat berbahaya bagi yang punya riwayat gangguan jantung sebelumnya, karena bisa memicu serangan jantung dan stroke yang mematikan. 6. Penyakit kelamin Infeksi Menular Seksual (IMS) pada laki-laki di antaranya Human Imunodeficiency Virus (HIV), kencing nanah atau gonorrhea, raja singa atau sifilis. Kebanyakan menular lewat kontak cairan tubuh, namun ada juga yang melalui kontak permukaan kulit sehingga pencegahannya tidak cukup hanya dengan kondom saja. (cumicumi@Jak) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar