Kamis, 09 Agustus 2012

Salah Merawat Vagina Bisa Berakibat Fatal


Vagina atau Miss V adalah organ reproduksi cewek yang sangat sensitif dan memerlukan perawatan tepat agar tetap nyaman dan sehat. Sebab perawatan vagina yang salah tak hanya meningkatkan risiko infeksi, tapi juga berbagai penyakit menular seksual. Nah, berikut sejumlah kesalahan yang sering dilakukan perempuan saat merawat vaginanya, seperti dilansir everydayhealth.

1. Salah mengobati infeksi vagina
Ketika vagina terasa gatal dan keluar cairan vagina dalam debit yang tinggi, kebanyakan cewek menganggap hal itu karena infeksi jamur. Alhasil, banyak dari mereka yang kemudian memakai krim anti jamur yang dapat diperoleh di apotek. Tetapi kondisi tersebut dapat disebabkan oleh masalah lain.

Ada beberapa kondisi yang paling umum terjadi pada vagina, yaitu Bacterial Vaginosis (BV) yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri berlebih di vagina dan trichomoniasis, infeksi menular seksual. Kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan gejala serupa dengan infeksi jamur, sehingga sangat penting untuk memastikan penyebab gatal pada vagina sebelum mengobatinya.

Jika tidak diobati, BV dapat menyebabkan penyakit radang panggul, dan baik BV maupun trichomoniasis dapat membuat wanita lebih rentan terhadap penyakit menular seksual. Jangan mengobati penyakit sebelum kamu benar-benar memastikan penyebab penyakit tersebut agar tidak terjadi kesalahan pengobatan. Untuk itu, kamu perlu konsultasi ke dokter untuk memperoleh pengobatan tepat.

2. Menaburkan bedak tabur pada vagina
Kebanyakan cewek membubuhi bedak tabur atau bedak bayi pada daerah sekitar vagina dengan tujuan membuat vaginanya lebih segar. Hal ini sebenarnya tidak berbahaya karena hanya persoalan kebersihan saja. Tetapi menurut penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Association for Cancer Research 2011, kebiasaan tersebut dapat meningkatkan risiko kanker ovarium invasif hingga sekitar 30 persen.

Penggunaan bedak tabur pada vagina untuk jangka panjang meningkatkan risiko dua kali hingga tiga kali lipat. Peneliti berspekulasi bahwa bedak bisa menyebar ke saluran kelamin dan menciptakan reaksi inflamasi. Untuk mencegah risiko tersebut, lebih baik hindari pemakaian bedak tabur pada vagina. Jika daerah di sekitar vagina kamu sangat rentan terhadap keringat, gunakan pakaian katun dan hindari memakai celana terlalu ketat.
3. Terlalu sering mengenakan panty liner
Terlalu sering menggunakan panty liner juga dapat menyebabkan infeksi dan iritasi oleh bakteri atau jamur. Panty liner didukung oleh bahan plastik di bagian bawahnya yang mencegah udara mengalir dengan bebas sehingga menahan panas dan keringat.
Selain itu, gesekan konstan antara vagina dan panty liner dapat menyebabkan iritasi vulva. Bila kamu tetap ingin menggunakannya dengan alasan cairan vagina yang berlebihan, gantilah panty liner setidaknya setiap empat jam.

4. Melupakan latihan kegel
Latihan kegel sangat diperlukan selama hamil atau setelah melahirkan demi mengencangkan otot vagina. Lakukan latihan kegel secara rutin, karena latihan tersebut dapat meningkatkan risiko inkontinensia di kemudian hari. Inkontinensia sendiri adalah ketidakmampuan mengandalikan pembuangan air seni, yang lebih mungkin menyerang perempuan di usia tua.
Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh University of Washington, inkontinensia urin mempengaruhi lebih dari 40 persen perempuan berusia 40 tahun dan hampir separuh dari semua perempuan di atas usia 50 tahun.

Masalah terjadi ketika otot-otot di daerah panggul menjadi lemah karena masalah seperti kehamilan, melahirkan, menopause, atau berat badan yang berlebihan, sehingga dapat menyebabkan kebocoran urin ketika sedang berolahraga, batuk, atau tertawa. Latihan kegel dapat memperkuat otot-otot vagina yang lemah dan mencegah atau memperbaiki gejala. Lakukan latihan sebanyak tiga set 12 sampai 15 kali dalam sehari.

5. Mengabaikan siklus menstruasi
Waspadalah jika siklus mentruasi menjadi lebih berat dari biasanya atau lebih sering, seperti terjadi setiap dua minggu, dan pendarahan di antara periode menstruasi atau setelah bercinta. Perdarahan berat dapat menjadi tanda tumbuhnya tumor jinak dalam rahim, anemia, masalah hormon seperti sindrom ovarium polikistik, atau kanker rahim.

Jangan mengabaikan siklus menstruasi kamu dan konsultasikan ke dokter sesegera mungkin jika kamu merasakan ada hal yang tidak biasa terjadi selama menstruasi.

6. Melewatkan pemakaian kondom
Orang dewasa di atas usia 40 tahun kadang melewatkan penggunaan kondom ketika berhubungan dengan alasan tidak lagi berisiko terhadap kehamilan di luar rencana. Tetapi dengan melewatkan kondom berarti kamu juga melewatkan perlindungan terhadap penyakit menular seksual. Penyakit seperti klamidia dan sifilis terus meningkat di antara orang di atas usia 40 tahun, yang disebabkan tidak adanya pengaman ketika berhubungan seks. Bisa jadi pasangan telah tertular penyakit menular seksual karena bergonta-ganti pasangan atau kontaminasi jarum suntik.

7. Menghindari pemeriksaan dokter
Menurut pedoman terbaru dari American College of Obstetricians dan Gynecologists, perempuan usia 30 tahun dan lebih tua harus menjalani tes Pap setiap tiga tahun sekali. Tapi kamu juga harus mendapatkan pemeriksaan tahunan terhadap kondisi rahim, payudara, dan panggul untuk membantu mendeteksi masalah kesehatan serius seperti kanker, kista ovarium, dan fibroid. (cumicumi@Jak)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar